Oleh: Jamaluddin Kita hidup di era sosial media di mana opini dan pandangan berseliweran dari beragam tempat dan sudut pandang. Sebagai makh...
Kita hidup di era sosial media di mana opini dan pandangan berseliweran dari beragam tempat dan sudut pandang. Sebagai makhluk sosial, kita sepantasnya untuk saling menghargai dan memahami bahwa setiap orang memiliki hak untuk berpendapat. Namun, seringkali kita lupa bahwa menghargai perbedaan pendapat adalah kunci untuk menjadi pribadi yang bijaksana dan terbuka.
Mungkin terkadang kita merasa kurang nyaman dengan isu atau pandangan yang berbeda dengan kita. Namun, hal ini seharusnya tidak membuat kita merasa benar dan memaksakan pendapat kita kepada orang lain. Kita perlu belajar untuk memahami sudut pandang orang lain, memperluas wawasan, dan menerapkan empati pada kehidupan kita sehari-hari.
Melalui pengalaman hidup, kita harus mengakui bahwa banyak orang yang memiliki pandangan berbeda dengan kita mampu memberikan sudut pandang baru dan pemahaman yang lebih luas. Perlu diingat bahwa bukan opini atau pandangan kita saja yang benar. Ada banyak sudut pandang di luar sana yang dapat membuka mata kita tentang bagaimana melihat dan menilai sesuatu.
Namun, menghargai perbedaan pendapat bukanlah sekedar aksi belaka; bagaimana kita menyampaikan pesan juga turut berpengaruh penting. Maka penting untuk memilih kata-kata dan gaya bahasa yang tepat dan sopan. Dalam menyampaikan pendapat, kata-kata yang merendahkan dan menghina tidak akan membuat kita terlihat lebih hebat atau selektif. Sebaliknya, dengan menyampaikan pendapat secara bijaksana, kita akan terlihat lebih terbuka dan lebih menghargai pandangan orang lain.
Dengan memahami arti menghargai perbedaan pendapat, kita dapat menjadi sosok yang mampu berdialog dan bersikap inklusif dengan orang lain. Mari kita bersama-sama membuka diri dan memperluas pemahaman kita tentang sudut pandang orang lain dan menjadi pribadi yang lebih bijaksana, terbuka, serta inklusif.
Penulis adalah Ketua DPC PPWI Kabupaten Aceh Singkil