Dokter Itu Mencapai Puncak Gunung

Sebuah Cerpen Esai (1) Kematian itu bukan sekadar angka dalam tabel statistik. Itulah responku ketika membaca berita sudah lebih dari 100 do...

Sebuah Cerpen Esai (1)

Kematian itu bukan sekadar angka dalam tabel statistik. Itulah responku ketika membaca berita sudah lebih dari 100 dokter di Italia wafat karena terpapar virus corona (2). Atau di Indonesia, dinyatakan sudah 24 dokter meninggal terkena Covid-19 (3).

Dokter itu tak hanya data. Ia punya keluarga. Ia punya istri dan anak yang menyanginya. Ia punya adik seperti aku ini yang sangat dekat padanya.

Sudah dua minggu aku berkerja di rumah. Itu hal yang tak sulit. Tapi kehilangan Cahya, kakak kandungku, dokter yang penuh pengabdian, sungguh menyentak. Dua malam sudah tidurku tak nyenyak.

Ketika Cahya wafat, dari rumah sakit, ia langsung dibawa ke pemakaman. Aku hanya bisa melihat dari jauh, bersama istri, anaknya dan cucunya.

Sejak seminggu ia diisolasi, aku tak melihat wajahnya. Ketika wafat, ia juga dibungkus kantong plastik. Tak pernah kubayangkan, berpisah dengan kakakku dalam suasana seperti itu.

Di hari ketiga kematiannya, kami tahlilan seadanya. Dokter Bambang sahabatnya iku hadir. Bambang ikut merawat kakakku ketika diisolasi.

Setelah tahlilan, Bambang berbisik padaku. "Jak, ada pesan dari kakakmu." Aku kaget. "Ya, mas Bambang. Pesan apa ya?" Ujar Bambang: "Tak terlalu jelas. Ia terbata-bata. Hanya terdengar seperti "Tolong sampaikan ke Jaka. Aku mencapai puncak gunung."

Aku terdiam. Itu kalimat yang sering ia ulang-ulang di masa kami remaja. Kini usiaku 57 tahun. Usia Cahya 59 tahun. Jarak usia kami hanya dua tahun.

Walau kakak-adik, kami juga kawan bermain. Banyak kawanku menjadi kawannya. Atau kawannya menjadi kawanku.

Sejak kematiannya, aku tidur sangat larut malam. Datang kembali memori bersama sejak masa kecil.

Ujarku dalam hati. "Cahya, kakakku sayang. Banyak yang aku sesali justru di babak akhir hidupmu. Kau seperti dulu. Keras kepala. Nekad."

"Jika masih ada yang aku syukuri, itu karena kau mendapatkan harapanmu sejak dulu. Dirimu merasa sudah mencapai puncak Gunung.

-000-

Teringat saat aku kelas 1 SMA. Cahya kelas 3 SMA. Paman Beni sering berkunjung ke rumah. Paman sangat pandai bercerita dan mengugah semangat. Banyak pelajaran hidup kami peroleh dari paman. Ia seorang tentara.

"Tak ada kebahagiaan yang lebih tinggi bagi seorang tentara," ujar Paman, "Kecuali, ia mati dalam tugas. Manusia yang hidup untuk berjuang, hidupnya lebih bermakna. Ibarat pendaki, ia sudah sampai di puncak gunung."

Inilah pertama kali aku mendengar istilah perlunya manusia sampai di puncak gunung. Kakakku Cahya sangat senang dengan istilah itu. Berkali-kali ia ulang: "Hidupku harus sampai di puncak gunung."

Ia berkata kepada Paman Beni. "Paman, saya juga senang untuk sampai di puncak gunung. Tapi saya tak ingin berjuang seperti tentara yang kadang harus membunuh orang."

"Saya ingin menjadi pejuang perdamaian yang menyembuhkan orang. Dokter akan menjadi profesi saya. Dedikasi saya nanti dalam melayani pasien sama tingginya seperti Mozart ketika main piano. Sama intensnya seperti Van Gogh ketika melukis."

Keluarga kami banyak membaca. Sejak SMA, kami tahu Mozart, Van Gogh, Sigmun Freud, hingga William Shakepeare. Paman Beni juga yang banyak mempengaruhi.

Kakak mulai suka profesi dokter karena setiap Kamis malam ia mengikuti serial Dr. Kildare di TVRI. (4) Ini dokter muda yang pintar, ganteng, banyak disukai terutama pasien wanita.

Jika datang jam tayang serial itu, kakak tak bisa diganggu. Bahkan ia seringkali memaksaku ikut menonton menemaninya. Richard Chamberlien membintangi film itu.

Aku tak ingat lagi detail ceritanya. Tapi ada satu adegan yang aku ingat. Saat itu Dr. Kildare memeriksa wanita muda cantik yang agak genit. "Sakit apa yang kamu rasakan?" tanya Dr. Kildare. Gadis muda itu menjawab, "Aku bersedia menyatakan sakit apa saja asal bisa menjadi pasienmu."

Aku dan kakak tertawa. Dr Kildare menjadi idola kakak. Suatu kali ia berkata: "Jaka, bagiku dokter itulah tentara di masa damai. Perangnya melawan penyakit."

"Dokterpun bisa mati dalam tugas. Itu sama mulianya dengan tentara yang mati dalam tugas. Mereka sama-sama mencapai puncak gunung."

-000-

Tahun 2020, usia Cahya sudah 59 tahun. Bulan Januari awal ia sudah pensiun sebenarnya. Apalagi yang mau ia cari?

Ia memiliki rumah sakit ukuran sedang. Ini sudah memberikan kenyamanan penghasilan walau ia tak bekerja lagi. Ia beberapa kali mendapatkan penghargaan di bidangnya, ahli paru-paru.

Namun Febuari 2020, ketika isu virus corona muncul, ia niatkan aktif kembali menjadi dokter. Kembali ia ingin menjumpai pasien.

Istri, anak dan cucunya protes. "Ayah, banyak tenaga muda di luar sana. Ayah tak lagi muda. Imunitas Ayah jauh berkurang. Ayah mau bunuh diri?"

Cahya hanya tertawa memeluk putri tersayang yang selalu bertindak menjadi komandan pengawas. "Sayang," ujar Cahya, "Tenaga medis sangat kurang sekali. Ahli paru-paru seperti Ayah dibutuhkan."

"Virus Corona itu seperti musuh yang masuk ingin menguasai negara kita. Dokter itu seperti tentara. Ia berada di garis depan. Ini musuh datang di depan mata, kok Ayah malah sembunyi?"

"Bagaimana jika Ayah terpapar Virus Corona," tanya putrinya lagi. "Sayang," ujar Cahya, "Ayahmu ini ahli paru-paru. Tahulah Ayah cara melindungi diri."

Seperti biasa, ketika berkehendak, Cahya tak bisa dihalangi.

-000-

Cahya kembali bertugas. Hampir setiap hari ia curhat padaku. Lebih sering ia menelfonku hanya untuk melepas ketidak-puasannya.

Sebagai dokter senior, beberapa kali ia kecewa dengan pernyataan Menteri Kesehatan. Sang menteri banyak membuat pernyataan yang tak perlu dan blunder. Misalnya, ia menantang ahli dari Harvard untuk masuk ke Indonesia. Ia meyakini Indonesia bebas Virus Corona. (4)

Tak lama kemudian, Jokowi sendiri mengumumkan virus corona sudah menelan korban. Bahkan saat itu angka kematian akibat Virus Corona di Indonesia termasuk paling tinggi.

Cahya juga mengeluh kurangnya fasilitas dan alat kesehatan di rumah sakit rujukan. Ada satu ruang isolasi luasnya hanya 3 x 4 m2. Ruang itu diisi oleh enam orang. (5)

Padahal keenam orang itu belum diketahui pasti apakah positif atau tidak tertular virus. Bisa jadi, di ruang itu malah mereka saling menularkan.

Ada beberapa pasien yang sudah ditest darah dan thorax. Hasilnya baik. Tapi ia belum ditest Swab. Alatnya belum ada. Akibatnya, masih belum diketahui, ia positif atau negatif terpapar Virus Corona.

Pasien itu diminta menunggu berhari-hari di rumah sakit. Ia dilarang pulang. Jangan-jangan justru karena di rumah sakit, ia akhirnya terpapar.(6)

Cahya sendiri bekerja penuh dedikasi. "Tapi Jaka, jumlah tenaga medis tak cukup untuk melayani. Aku kadang harus menginap di rumah sakit. Hanya tidur 2-3 jam saja. (7) Bahkan ada dokter yang kelelahan dan tidur di lantai." (8)

Dugaanku ketika Cahya lelah dan lengah, saat itulah ia terpapar oleh pasiennya sendiri.

-000-

Ketika masuk ruang isolasi pertama kali, Cahya mengirimkan pesan WhatsApp di japri."Jaka, aku titip Rani."

Teks itu lima hari sebelum kematiannya. Aku menduga ia sudah punya data dan firasat.

Rani adalah cucu kesayangannya berusia baru 8 tahun. Ayah dan Ibu Rani wafat kecelakaan mobil. Rani tinggal bersama Cahya dan Istri. Dua anak Cahya lainnya sudah menikah dan tinggal di rumah berbeda.

Hari itu, kuajak Rani main ke rumahku. Kutanya ia ingin menjadi apa besar nanti. "Aku ingin menjadi seperti kakek Cahya, menjadi dokter," ujar Rani.

"Dengar ya sayang," kataku kepada Rani. "Pilih saja, apapun yang berdetak di hatimu. Tapi apapun yang dirimu pilih, upayakan dirimu sampai ke puncak gunung." Kuulangi berkali-kali kalimat favorit kakeknya.

"Ya, kakek Jaka," jawab Rani senang.

Kupeluk Rani. "Ya, Allah, serasa aku memeluk jiwa kakakku." (*)

April 2020

Catatan

1). Catatan kaki sangat sentral posisinya dalam cerpen esai. Ia sumber pokok cerita. Teks di atasnya hanya dramatisasi agar kisah sebenarnya lebih menyentuh.

Kisah dalam cerpen ini semata fiksi. Namun ia mengembangkan spirit seorang dokter senior di Perancis, Usia 68 tahun. Ia seharusnya sudah pensiun. Tapi ia ingin kembali aktif membantu kolega. Perancis menurutnya membutuhkan lebih banyak tenaga medis. Akhirnya, ia sendiri terpapar dan wafat. https://www.google.co.id/amp/s/amp.theguardian.com/world/2020/mar/22/he-sacrificed-himself-tributes-to-first-french-doctor-to-die-from-coronavirus



4). Menteri kesehatan menantang ahli dari Harvard masuk ke Indonesia. Menururnya Indonesia bebas Corona, antara lain karena banyak berdoa. https://m.liputan6.com/health/read/4177135/menkes-terawan-tantang-harvard-cek-virus-corona-di-indonesia


6). Lihat catatan kaki no 5


KOMENTAR

BLOGGER

JAKARTA


Name

#YosepAdiPrasetyo #ImamWahyudi #NezarPatria #JimmySilalahi #RevaDediUtama #AhmadJauhar #RatnaKomala #HendryChairudinBangun #SinyoSarundajang #LeoBatubaraAlm Aaceh Ace Aceh Aceh Singkil Aceh Barat Aceh Besar Aceh Jaya Aceh Selatan Aceh Singkil Aceh Singkil q Aceh Tamiang Aceh Tenggara Aceh Timur Aceh Utara Aceha Singkil Acwh Advertorial Agama Aksi Damai Ambepura Ambon Anak Yatim APM Artis Asian Games Babinsa Bacaleg Bali Balige Banda Aceh Bandar Lampung Bandung Bangka Belitung Bangka Induk Bangkinang Banjar Banjarbaru Banjarmasin Banjarnegara Banjir Banten Bantuan Banjir Bantuan Kebakaran Bantul Batanghari Bawaslu Bawaslu RI Begal Bekasi Bengkalis Berita Pilihan Biak Bima Bireuen Bireun Blora BNN Bogor BPK Brimob Budaya Bupati Aceh Singkil Buton Selatan Buton Tenggara Buton Utara Caleg Ceko Cerpen Ciamis Cianjur Cilegon Cirebon Daerah Dairi Danau Paris Danau Toba Dandim Deli Serdang Demo Denpasar Depok Desa Dewan Pers Dompu DPD RI DPD-RI DPDRI DPR DPR-RI DPRK Aceh Singkil DPT DPTHP Dumai Eggi Sudjana Ekonomi Fachrul Razi Filipina Foto GAMBATTE Garut Gaya Hidup Gempa Bumi Gerak Jalan Gorontalo Grobongan Gubernur Aceh Gunung Meriah Gunungkidul Gunungsitoli Hankam Headine Headline Hedline Hiburan HMI Hongkong Hukum HukumAceh HUT LintasAtjeh HUT Polantas HUT RI Hutan ibu Idul Adha Idul Fitri IKAL Ilegal Logging India Indonesia Indramayu Industri Info Covid-19 Infrastruktur Insfrakstruktur Insfrastruktur Internasional Internasional Jerusalem IPJI Jakarta Jakarta Barat Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Utara Jakarta- Jalan Jambi Jawa Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Jawilan Jaya Pura Jayapura JBMI Jember Jepang Jokowi-Ma'ruf Jurnalistik Kalijodo Kalimantan Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalteng Kapolri Kappija Karawang Karhutla Kasad Kebakaran Kebakaran Rumah Kediri Kedutaan Kejaksaan Agung Kementerian Perindustrian Kendari Kepala BNN Kepala Daerah Kepri Kesehatan Kesehtan Kesenian Ketawang Kini KIP Aceh Singkil KKSB Klarifikasi KOHATI Kolaka Kolaka Timur Kompas Kompolnas Komsos Konawe Selatan Kopassus Korea Selatan Korem 012 TU Korupsi Kotim KPK KPU Kriminal Kuala Baru Kuningan Kunjungan Kenegaraan Kupang KWRI Lamongan Lampung Lampung Timur Langkat Langsa Lebak Legislatif Lhokseumawe Libanon Libiya Lingga Lingkungan Lombok Lombok Barat Lombok Tengah Lombok Timur Lombok Utara Longkib Lowongan Kerja Madiun Magang Jepang Magetan Mahkamah Agung Malang Malaysia Maluku Mamuju Manado Maroko Mataram Medan Melaboh Menkopolhukam Menperin Menteri Keuangan Menteri Perindustrian Meulaboh Meurauke Minuman Keras Miras MK Mojokerto Moscow MPR Mubes Nabire Narkoba Nasioanal Nasional Nasionnal Natuna Nduga Nias Barat NNasional NTB NTT Nusa Dua Nusa Tenggara Barat Olahraga Opini Orang Hilang Organisasi OTSUS Padang Pakar Palembang Palestia Palu Pandeglang Pangandaran Pangkal Pinang Pangkalpinang Panglima TNI Panwaslih Panwaslih Aceh Singkil Panwaslu Panwaslu Aceh Singkil Panwaslu Kecamatan Papua Parawisata Parmakasian Parpol Partai Demokrat Pasaman Barat Pasuruan Pati PBB PDIP Pekan Baru Pekanbaru Pelantikan Pelantikan Gubernur Pembalakan Liar Pemerintah Pemerintahan Pemilu Pemilu 2019 Penanggalan Penddidikan Pendidikan Pengadilan Penyakit Masyarakat Perhubungan Perikanan Perindo Peristiwa Perkebunan Pers Persit Pertahanan Pertambangan Pertamina Pertania Pertanian Peternakan PGRI Piala Dunia Pidie Pilkada Pilpres PKH PN PNA Pohon Tumbang Politik Polres Aceh Singkil Polres Aceh Utara Polri Polsek Rundeng Polsek Singkil Utara Poltik Ponorogo Pontianak PPP PPWI Prabumulih Presiden Presiden Joko Widodo Presiden Jokowi Prestasi Pringsewu Profil PT Delima Makmur PT Nafasindo PT PLB PT Semadam PT Socfindo PT Tunggal Perkasa Plantation 3 PT.Astra Agro Lestari Tbk PT.PLB PT.Socfindo Puasa Puisi Pulang Pisang Pulau Banyak Barat Purbalingga Puskesmas Gunung Meriah PWI PWRI Rabat Ragam Ramadhan Referendum Riau Riu Roket Rundeng Sanggau Sangihe SEKBER PERS INDONESIA Sekda Aceh Selandia Baru Semarang Seoul Serang Seregen Serma Suyanto Hadiri Penetapan BLT Dana Desa Lae Simolap Setpres RI Sidoarjo Sidorejo Silahturahmi Simpang Kanan Simpang Kiri Singapura Singkil Singkil Utara Singkohor Sinjai Solo Sorong Sosial SPRI Subulsslam Subulusalam Subulussalam Sukabumi Sulaweai Tenggara Sulawesi Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Sultan Daulat Sumarera Sumatera Sumatera Barat Sumatera Selatan Sumatera Utara Sumbawa Sumbawa Barat Sumedang Sumpah Pemuda Sumut Surabaya Surakarta Surat Terbuka Suro Makmur Tanah Datar Tanggerang Tanggerang Kota Tanggerang Selatan Tanjung Mas Teknologi Thailand Timika Tindouf Tiongkok TMMD TN TNI TNI AD TNI AL Toba Samosir Toba Samosir Tobasa Tokyo Tsunami UBK Ucaoan Selamat Ucapan Selamat Unjuk Rasa Video Vietnam Wapres Wartawan Wilson Lalengke Wisata Yogyakarta Yonif Raider 301
false
ltr
item
PPWI NEWS: Dokter Itu Mencapai Puncak Gunung
Dokter Itu Mencapai Puncak Gunung
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixsmVeqVUT2vE6h-DX3oxuPavjqpp3k5Ra1SDzKNI6mQjmIse03hTYmNSUxtwblhDT83VDYDmXb8yv-tCZhmigA9m3Zqt-4Trim7TFvzkuzC4DHUxQpX8bj8uWQGFwr5IqMp2iTcpJuTs/s320/20200420_190035-770469.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixsmVeqVUT2vE6h-DX3oxuPavjqpp3k5Ra1SDzKNI6mQjmIse03hTYmNSUxtwblhDT83VDYDmXb8yv-tCZhmigA9m3Zqt-4Trim7TFvzkuzC4DHUxQpX8bj8uWQGFwr5IqMp2iTcpJuTs/s72-c/20200420_190035-770469.jpg
PPWI NEWS
https://www.ppwinews.com/2020/04/dokter-itu-mencapai-puncak-gunung.html
https://www.ppwinews.com/
https://www.ppwinews.com/
https://www.ppwinews.com/2020/04/dokter-itu-mencapai-puncak-gunung.html
true
1233144070918991378
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All DISARANKAN UNTUK DI BACA LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy