-->

Media Trip Taman Nasional Ujung Kulon Sukses, Ada Surfing Ekstrem hingga Pohon Kiara Ratusan Tahun

REDAKSI

PPWINEWS.COM,PANDEGLANG – Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) menggelar kegiatan media trip yang berlangsung sukses pada 8–9 Juli 2025. Kegiatan ini bertujuan mempromosikan ekowisata dan publikasi program konservasi Badak Jawa yang kini terus dikembangkan.

Acara yang dipusatkan di kompleks The Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) dan Pulau Peucang, Kabupaten Pandeglang, Banten, diikuti puluhan jurnalis dari media cetak, online, hingga radio, baik lokal maupun nasional.

Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke, bersama pengurus nasional turut hadir. Dari PPWI Pandeglang juga tampak Ketua DPC Nurhayman beserta jajarannya. Sementara dari kalangan radio, hadir tim 95,1 Ujung Kulon FM yang dipimpin Kang Eman.

Rombongan disambut hangat oleh Kepala Balai TNUK yang diwakili oleh Kepala Seksi Wilayah II, Azis Abdul Latif Muslim. Dalam paparannya, Azis membeberkan rencana besar konservasi Badak Jawa, termasuk translokasi dan program breeding di kawasan JRSCA.

“Kami akan memindahkan badak dari habitat lamanya ke lokasi baru yang telah disiapkan, sekaligus menjalankan pembiakan,” ungkap Azis di hadapan peserta.

Hal senada disampaikan Kepala Seksi Wilayah I Tamanjaya, Dedi Juherdi. Menurutnya, media trip ini tak sekadar jalan-jalan, tetapi juga untuk edukasi dan sosialisasi upaya pelestarian lingkungan sekaligus pengenalan potensi wisata di TNUK.

“Kita ingin masyarakat tahu bahwa Ujung Kulon bukan hanya soal Badak Jawa, tapi juga punya destinasi wisata kelas dunia,” ujar Dedi.

Spot Surfing Dunia Hingga Surga Eduwisata

TNUK memiliki sejumlah pulau eksotis dengan keunikannya masing-masing. Sebut saja Pulau Panaitan, yang jadi incaran para peselancar dunia karena ombaknya yang dahsyat langsung menghadap Samudra Hindia.

“Banyak peselancar asing datang ke sini. Harapan kami, anak muda Indonesia juga ikut meramaikan,” kata Dedi.

Sementara itu, Pulau Peucang dan Handeuleum menawarkan nuansa ekowisata dan eduwisata yang tenang dan alami. Pepohonan rimbun, aneka satwa liar seperti rusa, monyet, babi hutan, dan biawak menjadi daya tarik tersendiri.

Pulau Peucang sendiri memiliki fasilitas penginapan lengkap, termasuk villa untuk rombongan 5–7 orang. Di tengah hutan lebatnya, berdiri gagah Pohon Kiara ratusan tahun yang jadi ikon pulau.

“Kalau belum foto di cabang Pohon Kiara yang butuh 30 orang untuk memeluknya, belum sah ke Ujung Kulon,” canda Dedi.

Wilson Lalengke: Saya Baru Tahu TNUK Sebagus Ini

Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, mengaku takjub dengan potensi wisata di Ujung Kulon.

“Selama ini saya pikir Ujung Kulon hanya soal konservasi Badak Jawa. Ternyata, wisata alamnya luar biasa,” ujar Wilson.

Ia menilai media trip seperti ini perlu dilakukan rutin agar keindahan TNUK lebih dikenal luas. Ia juga mengajak pihak pengelola taman nasional berkolaborasi dengan para jurnalis, videografer, hingga pembuat film dokumenter.

“TNUK bisa jadi destinasi edukatif sekaligus spiritual. Tapi agar dikenal, perlu kerjasama erat dengan media,” tambahnya.

Wilson bahkan mendorong petugas TNUK untuk menjadi pewarta warga, mengabadikan kegiatan sehari-hari menggunakan gawai agar bisa langsung dipublikasikan tanpa menunggu jurnalis dari luar.

“Kalau bisa bikin foto, video, dan tulisan sendiri, semua kegiatan TNUK akan terliput lebih luas dan hemat biaya,” tutup Wilson. (Tim/Red)

Komentar Anda

Terima kasih telah berkunjung ke PPWInews.com. Silahkan berkomentar dengan sopan. Terimakasih.

Berita Terkini