BANDUNG - Jika kita bicara ilmu manajemen, teknik, kedokteran, dan lain – lain, mungkin sudah tidak asing lagi di telinga. Tetapi ketika men...
BANDUNG - Jika kita bicara ilmu manajemen, teknik, kedokteran, dan lain – lain, mungkin sudah tidak asing lagi di telinga. Tetapi ketika mendengar 'ilmu Aktuaria' bagi sebagian orang mungkin masih terasa asing karena istilah ini masih jarang terdengar.
"Padahal prospek masa depan bagi orang yang ahli di bidang Akturia ini sangat prospektif," kata Pemerhati Aktuaria Dede Farhan Aulawi di Bandung, Minggu (11/12).
Hal tersebut ia sampaikan saat ditanya oleh beberapa kawan yang ingin mengetahui lebih jauh tentang ilmu Aktuaria ketika berkunjung ke kediamannya yang tidak jauh dari pintu tol Pasteur, kota Bandung.
Bagi berbagai kalangan, Dede memang sering dipandang sebagai gudang ilmu yang mampu menjelaskan suatu disiplin ilmu secara gamblang dan jelas, karena diungkapkan dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Menurutnya, ilmu aktuaria (Actuarial science) adalah ilmu yang dipakai untuk menghitung dan menganalisis berbagai risiko ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa depan.
Ada beberapa bidang ilmu yang harus dikuasai bila ingin menjadi seorang profesional di bidang aktuaria, seperti matematika, statistik, ekonomi, dan bisnis. Orang yang ahli di bidang ini biasanya disebut sebagai Aktuaris.
Di Indonesia, profesi ini mungkin belum terlalu populer, namun faktanya banyak perusahaan-perusahaan besar yang membutuhkan keahliannya. Karena keahliannya yang spesifik dalam hal kalkulasi, tentunya aktuaris banyak dibutuhkan di perusahaan-perusahaan, khususnya bidang asuransi.
Kemudian Dede juga menambahkan bahwa di masa yang akan datang diperkirakan permintaan akan profesi ini akan semakin meningkat seiring dengan kebijakan pemerintah yang mewajibkan setiap perusahaan, khususnya perusahaan asuransi, untuk memiliki minimal satu aktuaris yang sudah tersertifikasi.
Adapun peran dan tanggung jawab seorang aktuaris, adalah menghitung berbagai risiko keuangan supaya bisa membayar klaim dan memberi manfaat kepada nasabah, merancang produk dan menetapkan tingkat premi, mengelola dana masuk dan keluar, menghitung nilai manfaat para pegawai saat memasuki masa pensiun, menganalisa kejadian di masa depan yang bisa berdampak pada manajemen keuangan perusahaan, menentukan status keuangan perusahaan, melakukan pemodelan dan proyeksi keuangan perusahaan dalam jangka panjang, mengumpulkan data statistik dan informasi lainnya untuk dianalisis lebih lanjut, memaparkan hasil temuan kepada para direktur perusahaan, pejabat pemerintah, pemegang saham, dan klien, serta merancang strategi bisnis untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan.
Sementara itu, kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang aktuaris adalah kemampuan dalam melakukan analisa, kemampuan berhitung, kemampuan berpikir logis, kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving), kemampuan manajerial, dan kemampuan berbahasa asing.
" Lalu terkait dengan sertifikasi aktuarial biasanya diselenggarakan oleh Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI). PAI sendiri sudah memiliki kurikulum pendidikan dengan 10 mata ujian yang meliputi Matematika keuangan, Probabilita dan statistika, Ekonomi, Akuntansi, Metode statistika, Matematika aktuaria, Pemodelan dan teori risiko, Investasi dan manajemen aset, dan Manajemen aktuaria. Inilah yang membuat sertifikasi aktuarial memakan waktu yang cukup lama. Namun, ada juga beberapa Perguruan Tinggi yang sudah bekerja sama dengan PAI, sehingga mahasiswa aktuarial bisa mengambil mata uji sertifikasi sebelum mereka lulus. Sisanya, bisa diambil perlahan sambil bekerja setelah lulus kuliah," pungkas Dede mengakhiri obrolan karena ada tamu lain yang bertamu ke kediamannya. (Red)