PPWINEWS.COM | Salah satu tugas pokok yang yang ditekankan kepada Tim Kesehatan Lapangan yang diterjunkan ke Distrik- distrik di Kabup...
PPWINEWS.COM| Salah satu tugas pokok yang yang ditekankan kepada Tim Kesehatan Lapangan yang diterjunkan ke Distrik- distrik di Kabupaten Asmat Papua bertujuan untuk melakukan pemantauan terhadap pertumbuhan berat badan semua pasien yang berada dipost perawatan gizi buruk baik yang dirawat di Puskesmas atau di RSUD Agats.
Pemantauan tersebut sangat penting guna mengetahui apakah memang semua anak yang dikeluarkan dari perawatan mendapatkan nutrisi yang cukup dan pertambahan berat badan yang sesuai pada fase rehabilitasi.
Dalam tatalaksana gizi buruk memang perawatan mulai dari fase stabilisasi, transisi, fase rehabilitasi dan fase tindak lanjut yang emerlukan waktu sekitar enam (6) bulan.
Namun demikian, pasien gizi buruk dapat dipulangkan bila dalam perawatan berat badan sudah naik lebih dari 5 g/kgBB/hari selama 3 hari berturut2, selera makan baik, bisa senyum, sudah berada pafa kindisi gizi kurang dan lain2.
Demikian disampaikan Dantim Kes gelombang III Satgas Kes TNI Asmat Letkol Laut (K) dr. Aminuddin Harahap, S.P. AM, Tr.Hanla, dalam laporannya kepada Kepala Puskes TNI Mayor Jenderal TNI dr. Ben Yura Rimba, MARS .
Disamping itu, dari laporan awal Tim Distrik Kamur, Diah yang juga selaku ahli gizi dari Kemenkesmenyebutkan, bahwa dari 10 anak pasca perawatan gizi buruk didapati 1 (10%) tetapi sebagian besar 9 anak (90%) berat badannya turun.
"Kesembilan anak ini perlu dirawat ulang karena disamping untuk memastikan kecukupan nutrisinya beberapa anak ada yang disertai mual dan diare" sebut Diah.
Adapun Upaya yang dilakukan oleh Tim Keslap TNI Kemenkes adalah melakukan edukasi, karena orang tua tidak berkenan untuk untuk dirawat lagi meskipun di Puskesmas setempat.
Salah satu hal menarik yang ditemukan ahli Gizi dari Kemenkes dan mungkin penyebab dari kegagalan tatalaksana gizi buruk ini dikarenakan dari hasil interview yang didapat adalah bahwa susu/nutrisi yang dibekali untuk anak oasca rawat inap ternyata bukan dimium oleh anaknya tetapi diminum oleh bapaknya.
Oleh karenka itu, untuk mengatasi gizi buruk ini, dibutuhkan waktu lebih karena bukan hanya undernutrition. Tetapi, berkaitan dengan perilaku/ budaya. Untuk capaian yang optimal dibutuhkan pendekatan yang holistik.
Sementara itu, Kapendam XVII/Cend Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima posko Satgas TNI Asmat, hari ini Tim Keslap Distrik Suator sudah melakukan penelusuran ke Desa Bubis.
Saat penulusuran tim mulai bergerak dari distrik sekitar pukul 08.00 dan baru tiba sekitar pukul 11.00, yang artinya butuh 3 jam untuk mencapai Desa tersebut.
Kendatipun demikian, Tim yang terdiri komponen TNI dan Kemenkes yang dipinpim oleh Letda Laut (K) dr. Tino ini dengan penuh dedikasi memberikan pengobatan umum, penimbangan balita, pemantauan padien gizi buruk paska perawatan dan pemberian PMT.
Dari hasil kegiatan tersebut, pelayanan pasien umum terlayani 23 pasien. Dan dari hasil pemantauan antropometri juga didapatkan satu kasus gizi buruk. Untuk kasus ini diberikam susu, PMT, dan vitamin oleh ahli gizi dari Kemenkes.
"Dengan kegiatan penelusuran ke kampung-kampung yang ada di distrik ini diharapkan cakupan layanan semakin tinggi dan pemetaan permasalahan kesehatan semakin representatif untuk tanah Asmat, Kata Kolonel Inf Muhammad Aidi penuh harap. [**] Rel